Rapim Wilayah II PDS Jawa Barat


Gbr: Martin L Peranginangin, Ivan Pandapotan Purba (Ketua DPW Jabar) dan Sinarta Sembiring (Ketua DPC Bekasi) acara Rapimwil.

Selasa, 26 Agustus 2006 yang lalu Partai Damai Sejahtera melaksanakan Rapat Pimpinan Wilayah II. Acara berlangsung di Wisma GMKI, Jl Ir H. Juanda 109 Bandung. Rapat ini merupakan rapat bagi DPC dan DPW Jabar. Peserta datang dari berbagai kabupaten/kota di Jabar. Saya turut hadir dari Kota Bekasi, selain itu datang juga dari Depok, Bandung Barat, Kab. Bogor, Kab. Bekasi, Cirebon, Purwakarta, Tasikmalaya, Kuningan, Kota Bandung, dan Kota Bogor. Materi yang dibahas oleh para pengurus untuk persiapan Pemilu 2009 mendatang dan seorang dari KPUD Provinsi yang menjelaskan berbagai aturan teknis dan prosedur dalam pemilu.

Latihan Dasar Kepeminpinan bagi Pengurus Parpol


Untuk memperlengkapi para Bakal Calon Legeslatif kota Bekasi, Dinas Sosial kota Bekasi berinisiatif melaksanakan Pelatihan Dasar Kepeminpinan bagi Pengurus Partai yang berlangsung di Asrama Haji, 25 Agustus 2008 di Jl Kemakmuran Bekasi. Saya turut hadir sebagai utusan PDS Kota Bekasi, turut hadir juga utusan berbagai parpol peserta pemilu. Materi yang disampaikan al:
1. Wawasan Kebangsaan, Kepeminpinan dan Etika Politik oleh Moerjono, SH (Kasubid Wawasan Kebangsaan, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Prov Jabar)
2. Partai Politik sebagai Representasi Kepentingan Masyarakat oleh Aos Kuswandi, MSi (Dosen FISIP Unisma Bekasi)
3. Peran KPUD Bekasi dalam Pemilu oleh Uju Asmara Sandy (Anggota KPUD)
4. Pembinaan dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Oleh Drs. H. Zaki Oetomo, MSi (Kadis Solinbermas).

10 Persen Caleg PDS Lintas Agama


Ketua Umum DPP PDS Ruyandi Hutasoit mengatakan, caleg tersebut berasal dari berbagai agama seperti Islam, Hindu, Budha, dan Konghucu."Sepuluh persen caleg dari lintas agama membuktikan bahwa PDS adalah partai yang terbuka dan menjamin kebebasan baragama," ujar Ruyandi di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta (20/8/2008) dini hari. Selain mengakomodir dari lintas agama, pihaknya mengaku telah memenuhi kuota 30 persen perempuan sesuai Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu."Semua telah terpenuhi termasuk kuota perempuan, karena partai kita berjalan secara maksimal," ujarnya.Sebelumnya, Ketua Fraksi PDS di DPR RI Carol Daniel, mengatakan akan memberi jatah 10 persen caleg muslim. Menurut dia, hal ini sebagai komitmen PDS terhadap pluralisme masyarakat Indonesia."Memang PDS awalnya dibentuk kalangan Kristen. Tapi, sekarang tidak lagi, PDS sudah terbuka," demikian pungkas Ruyandi. (Kutipan: Okezone)

PDS Terbuka bagi Caleg dari Muslim


Partai Damai Sejahtera (PDS) terus berusaha menjadi partai politik (parpol) terbuka pada Pemilu 2009. Rencananya, PDS akan memberi tempat bagi calon legislatif (caleg) dari kalangan muslim sebanyak 20 persen.Ketua Fraksi PDS DPR Carol Daniel Kadang mengatakan, caleg muslim tersebut sudah terdaftar untuk DPRD Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan, Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Kita sebagai partai terbuka siap membuka pendaftaran caleg meskipun bukan dari kader PDS. Yang penting punya komitmen menjaga NKRI," katanya di Gedung DPR, Senin (4/8/2008).Hanya saja, Carol belum bersedia menyebutkan nama-nama caleg dari kalangan muslim yang merapat ke PDS. Dia mengatakan, langkah tersebut sebagai salah satu upaya PDS untuk merealisasikan target 5% suara pada pemilu mendatang.

Wakil Ketua Umum DPP PDS Denny Tewu menambahkan, jumlah caleg muslim tersebut diperkirakan bertambah. Sebab, beberapa daerah belum secara resmi mengajukan daftar nama caleg. Pihaknya mengaku akan merekapitulasi jumlah caleg mulai hari ini. Selanjutnya, pada Senin 11 Agustus mendatang daftar caleg akan diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pihaknya mengimbau kader PDS tidak mempersoalkan masuknya caleg muslim. Menurut dia, masuknya caleg muslim tersebut harus dijadikan semangat untuk kesatuan dan persatuan bangsa. "Sebagai partai terbuka, kita tidak mempersoalkan. Tetapi kita tentukan suara terbanyak yang berhak sebagai anggota legislatif," tukasnya.Menurutnya, bagi PDS setiap warga Negara Indonesia, apapun suku maupun agama yang punya komitmen atas Pancasila sebagai satu - satunnya dasar utama ideologi bangsa. Hal terpenting adalah bisa saling menerima perbedaan serta mengutamakan kepentingan kesejahteraan rakyat. "Selain itu harus memiliki akseptabilitas di tengah masyarakat," pungkasnya. (Sindo)